Kamis, 05 Januari 2012

DIVISI CHLOROPHYTA


 1.1 LATAR BELAKANG
Chlorophyceae(Ganggang hijau) adalah salah satu kelas dari ganggang yang sel-selnya bersifat eukariotin (materi inti dibungkus oleh membran inti), pigmen korofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga ganggang ini berwarna hijau. Pigmen lain yang dimiliki adalah Karoten dan Xantofil.
1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui klasifikasi ganggang hijau
Untuk mengetahui manfaat ganggang hijau bagi manusia
Untuk mengetahui ciri-ciri, tempat hidup, dan cara reproduksi ganggang hijau

PEMBAHASAN


2.1 PENGERTIAN
            Alga ini merupakan kelompok alga terbesar dan yang paling beragam karena ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. warna hijau dari klorofil a dan b yang sama dalam proporsi sebagai 'tinggi' tanaman serta c klorofil tetapi dilaporkan terdapat di beberapa prasinophyceae; √ U-karoten, dan berbagai karakteristik xanthophylls. Hasil asimilasi berupa amilum yang tersusun dalam kloroplas, kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti busa, seperti jala, dan seperti bintang, penyusunnya sama seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilase dan amilopektin.
            Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun pitoplankton. Sebagian fitolankton adalah alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.
            Chlorella, salah satu anggota dari chlorophyceae memiliki nilai gizi sangat tinggi dibandingkan dengan jenis jasad lainnya. Ukuran tubuhnya mikroskopis, bentuk bulat, serta berkembangbiak dengan pembelahan sel, di dalam sel chlorella masih memiliki chlorelin yaitu semacam antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar
2.2 KLASIFIKASI
 Chlorophyta (Alga Hijau)
Kingdom : Plantae
Divisio : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Halimedales
Genus : Caulerpa
Species : Caulepra racesmosa

2.3 CIRI-CIRI UMUM CHLOROPHYTA
2.3.1 HABITAT
            Chrysophyta biasanya hidup di air tawar, air laut, air payau tanah – tanah yang basah , ada pula yang hidup di tempat – tempat kering. Pada umumnya melekat pada batuan, dan seringkali muncul kepermukaan apabila air surut merupakan suatu penyusun plankton atau sebagai bentos. Yang bersel besar ada yang hidup di air laut, terutama dekat pantai. Ada jenis chlorophyceae yang hidup pada tanah-tanah yang basah. Bahkan diantaranya ada yang tahan akan kekeringan. Sebagian lainnya hidup bersimbiosis dengan lichenes, dan ada yang intraseluler pada binatang rendah. Sebagian yang hidup di laut merupakan makroalga seperti Ulvales dan siphonales.
            Chlorophyta yang hidup di air tawar memiliki sifat kosmopolit, terutama yang hidup di tempat yang terkena cahaya matahari langsung seperti kolam, danau dan genangan air hujan, sungai atau selokan. Alga hijau juga ditemukan dilingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan dan kulit batang pohon yang lembab (protococcus dan trentepotia. Beberapa anggotanya hidup di air yang mengapung atau melayang. Beberapa jenis ada yang hidup melekat pada tumbuhan atau hewan.
2.3.2 SUSUNAN TUBUH
            Struktur tubuh bervariasi baik dalam ukuran, bentuk maupun susunanya. Untuk mencakup sejumlah besar variasi tersebut, maka alga hijau dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Sel tunggal (uniseluler) dan motil (ex:Chlamydomonas)
Srl tunggal uniseluler dan non motil (ex:Chlorella)
Sel senobium (koloni yanh mempunyai jumlah sel tertentu sehingga mempunyai bentuk yang relatif tetap)
Koloni tak baraturan (ex:tetraspora)
Filamen (ada yang bercabang dan tidak bercabang)
Heterotrikus (filamen barcabang bentuknya terbagi menjadi prostate dan erect)
Foliaceus atau parenkimatis (filamen yang pembelahan sel vegetatif terjadi lebih dari satu bidang.
Tubular (talus yang memiliki banyak inti tanpa sekat melintang)
2.3.3 SUSUNAN SEL
a. Dinding sel
            Dinding sel tersusun atas 2 lapisan, lapisan dalam yang tersusun atas selulosa dan lapisan luar tersusun atas pektin tetapi beberapa bangsa Volvocales dindingnya tidak mengandung selulosa, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Dinding sel caulerpales mengandung xylan atau mannan. Banyak jenis chlorophyceae mempunyai tipe ornamentasi dinding yang berguna dalam klasifikasi.
b. Kloroplas
            Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a dan klorofil b, beta karoten serta berbagai macam xantifil (lutein, violaxanthin, zeaxanthin) kloroplas dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel ( parietal,ex: ulotrix atau ditengah lumen sel ( axial,ex:muogotia). Pada umumnya satu kloroplas setiap sel tetapi pada siponoles zygnemales terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel. Bentuk kloroplas sangat berfariasi. Faroasi bentuk kloroplas adalah sebagai berikut:
· Bentuk mangkuk ( ex:Clamydomonas)
· Bentuk sabuk ( ex:Ulotrix)
· Bentuk cakram ( ex:Chara)
· Bentuk anyaman (ex:Oedogonium)
· Bentuk spiral (ex:Spyrogyra)
· Bentuk bintang (ex:Zygnema)
· Bentuk lembaran
            Amilum dari chlorophceae seperti pada tumbuhan tingkat tinggi, tersusun sebagai rantai glukosa tak bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang amilopektin. Sering kali amilum tersebut terbentuk dalam granula bersama dengan badan protein dalam plastida disebut pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak mempinyai pirenoid merupaka golongan chlorophyceae yang tinggi tingkatannya. Jumblah pirenoid umumnya dalam tiap sel tertentu da[pat digunakan sebagai bukti taksonomi.
c. Inti
            Chlorophyceae mempunyai inti seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu diselubungi oleh membrane inti dan terdapat nukleus serta kromstin. Inti umumya tunggal, tetapi jenis anggotayang tergolong dalam bangsa shiponales memiliki inti lebih dari satu.
d. Cadangan makanan
            Cadangan makanan pada chlorophyta seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu berupa amilum, tersusun oleh amilosa (rantai glukosa tidak bercabang) dan amilopektin (rantai glukosa yang bercabang). Sering sekali amilum ditemukan dalam granula bersama dengan protein dalam plastida disebut pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak memiliki pirenoid yaitu pada golongan chlorophyceae yang telah tinggi tingkatannya, tirenoid dapat digunakan sebagai bukti taksonomi.
e. Fototaksis dan bentuk mata
            Pada chlorophyta terdapat dua tipe pergerakan fototaksis, yaitu;Pergerakan dengan flagella.Pada umunya sel alga hijau baik sel vegetatife maupun sel generatife ditemukan adanya alat gerak. Flagella pada kelas chlorophyceae selalu bertipe whiplash (akronomatik) dan sama panjang (isokon) kecuali pada bangsa oedogoniales memiliki tipe stefanokon. Flagella dihubungkan dengan struktur yang sangat halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagella disebut blepharoplas. Tiap flagella terdiri dari axonema yang tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat dua singlet mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9+2. Flagella tersebut dikelilingi oleh selubung plasma.Pergerakan dengan sekresi lender.Dalam monografi tentang desmid, ditunjukkan terjadi pergerakan pada desmid di permukaan lumpur dalam laboratorium. Pergerakan tersebut disebabkan oleh adanya stimulus cahaya yang diduga oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama pergerakan kedepan bagian kutub berayun dari satu sisi ke sisi lain sehingga lendir bagian belakang seperti berkelok-kelok.
f. Flagella
            Pada umumnya sel alga hijau baik sel vegetatif maupun sel generatif dijumpai adanya alat gerak. Flagella pada kelas chorophyceae selalu bertipe whiplash (akronomatik) dan sama panjang (isokon), kecuali pada bangsa Oedogoniales memiliki type stefanokon. Flagella dihubumgkan dengan struktur sel yang sangat halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagella disebut blephoroplas. Granula tersebut masing-masing dihubungkan oleh benang yang letaknya melintang disebut paradesmosa. Risoplas merupakan benang tegak dan lurus menghubungkan salah satu dari granula (blepharoplas) dengan struktur intranuklear dari inti disebut sentrosom.
g. Perkembangbiakan
            Perkembangbiakan secara seksual banyak dijumpai yaitu, isogami, anisogami, dan oogami. Meiosis dapat terjadi pada zigot yag berkecambah atau pada waktu pembentukan spora dan gamet. Daur hidup yang umum dijumpai adalah tipe haplontik, meskipun beberapa jenis termasuk tipe diplohaplotik.
            Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana dan menunjukkan ke arah anisogami, pada tipe anisogami masing-masing jenis merupakan sel bebas dengan ukuran tidak sama, sedangkan yang lebih maju lagi yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami masing-masing jenis telah menunjukkan perbedaan baik jenis maupun ukurannya.
            Perkembangbiakan secara aseksual dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin. Pada umumnya terjadi dengan peleburan spora, oleh karena itu disebut perkembangbiakan secara sporik.
Zoospora dibentuk oleh sel vegetatif, tetapi beberapa tumbuhan terbentuk dalam sel khusus yang disebut sporangia. Zoospora setelah periode berenang beberapa waktu berhenti pada substrat yang sesuai, umumnya dengan ujung anterior, flagella dilepaskan dan terbentuk dinding. Selama proses ini alga mensekresikan lendir yang berfungsi untuk mempertahankan diri.
2.4Macam-macam perkembangbiakan pada alga hijau, yaitu:
1. Secara vegetatif
            Secara vegetatif perkembangbiakan dilakukan dengan cara fragmentasi tubuhnya dan pembelahan sel, serta pembentukan sporik yaitu dengan membentuk:
Aplanospora, yaitu spora yang tidak dapat bergerak, contoh: chlamydomonas
Planospora, yaitu spora yang dapat bergerak
Autospora yang berasal dari aplanospora, contoh: chlorella, chlamydomonas.
Autokoloni yang berasal dari aplanospora, contoh: scenedesmus, pediastrum, dan crucigenia.
2. Secara aseksual
            secara aseksual: yaitu dengan pembentukan zoospora, aplanospora, hipnospora, autospora, dan konjugasi.Konjugasi, yaitu sel protoplas tumbuhan I ke tumbuhan II. Contoh: spyrogira.                                                                                                                            Prosesnya, filament saling mendekat kemudian sama-sama membentuk tonjolan kecil, selanjutnya membentuk papilla, kemudian ke dua dinding papilla melebur hingga membentuk saluran, dilanjutkan dengan gamet jantan masuk ke sel betina melalui saluran itu.
Konjugasi ada 3 yaitu:
Konjugasi bentuk tangga (skalariform), yaitu pertemuan 2 protoplas di saluran konjugasi. Contoh: spyrogira.
Konjugasi bentuk lateral, yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang saling berlekatan yang berasal dari satu filament. Contoh: zygnema
Konjugasi silang yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang tanpa saluran konjugasi. Contoh: mougeotia dan zygnema
            secara seksual: isogami, Anisogami, oogami, aplanogami.Isogami yaitu: gamet yang bentuk dan ukurannya sama (belum dapat dibedakan mana jantan dan betina). Contoh: gonium, ulva.Anisogami : gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama (gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama). Contoh: codium, bryopsis.
 -Oogami yaitu jenis anisogami dengan gamet jantan yang aktif (gametangium oogonium, dan gametangium spermatid). Contoh: volvox dan oedogonium.
Berdasarkan sel gamet, perkembangbiakan dibedakan menjadi:
-Heterotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari dua talus yang berbeda. Contoh: spyrogira.
 -Homotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari satu talus. Contoh: zygnema
Menurut smith (1955) kelas chlorophyceae terdiri dari 10 bangsa yaitu: volvocales, tetrasporales, schizogonales, chlorococales, ulotrichales, oedogonales, ulvales, shiponales, shiponocladales, dan zignematales. Sedangkan menurut mattox dan stewart (1984), membagi chlorophyta dalam 5 kelas yaitu: mikromonadophyceae, charophyceae, ulvophyceae, pleurastrophyceae, dan chlorophyceae.
Klas chlorophyceae sendiri terbagi dalam 9 bangsa, yaitu:
Volvocales, sel-sel flagellate dan berkoloni, dinding sel glikoprotein
Tetrasporales, aggregasi palmolloid dan berkoloni, flagellta non motil, sel-sel dengan.vacuoles contractile, tubuh basal dan bentuk mata, dinding glikoprotein.
Chlorococcales, sel-sel non motil, aggregasi dan berkolon, sel-selnya tanpa vakuola kontraktil, pembagiannya hanya menyatu dengan bentuk pada tahap reproduksi saja.
Ulotrichales, filament talus dengan uninukleat sel
Ulvales, parenkim sel.
Oedogoniales, filament-filamen bercabang dan tidak bercabang dengan sel-sel uninukleat, pembagian sel-sel termasuk pembentukan lingkaran stephanokontous zoospore dan sperma.
Cladoporales, alga multiseluler dengan sel-sel multinukleat, filament atau sacsate thali.
Caulerpales, sel berkomposisi dengan talus, siphonaxantin, dinding selulosa, mannans atau xylan.
Dasicladales, talus sel tunggal dengan simetri radial, gamet terbentuk pada sebuah cyst, dinding mennans
Clorophyta juga bervariasi dalam sejarah kehidupan mereka. Ada tiga dasar susunan yang bergantung ketika terjadi miosis. Pada keadaan yang primitif, sel vegetatif adalah haploid dan zigot yang satu adalah bentuk tingkatan yang tidak aktif dalam merespon pada kondisi yang menegangkan. Miosis terjadi ketika zigot berkecambah. Tipe kedua dalam sejarah kehidupan yaitu terjadinya pergantian generasi, sebagai gantinya zigot mengalami miosis, ini dibagi mitotacally, dalam sebuah bentuk diploid talus, miosis terjadi selama formasi berdaya membiakkan sel. Hasil spora memberikan peningkatan pada haploid talus, jadi ada pergantian antara perbedaan fase haploid dan diploid vegetatif. Kedua fase mungkin mirip dalam rupa dan dapat dibedakan hanya dengan kepastian jumlah kromosom atau tipe daya membiakkan sel dibentuk. Dalam hal ini generasi adalah isomorphic. Dalam pergantian generasi heteromorphic, fase haploid dan diploid jelas beda dalam rupa. Akhirnya tipe ketiga dalam sejarah kehidupan adalah sedikit ganggang hijau. Ini mula-mulanya dari pergantian generasi dengan perubahan miosis pada waktu formasi gamet. Zigot dihasilkan dari peleburan memperkembangkan gamet pada sebuah diploid talus yang baru. Gamet adalah satu-satunya sel haploid.
2.5 MACAM-MACAM CHLOROPHYTA
A.Chlorophyta bersel tunggal
            Chlamidomonas. Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan kloroplas. Pada kloroplas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata) dan pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung.
Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
Hydrodictyon. Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air tawar dan koloninya berbentuk seperti jala. Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan fragmentasi. Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk koloni baru. Sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.
B.Chlorophyta berbentuk koloni
            Volvox. Volvox ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara 500 sampai 5000 buah. Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual dengan konjugasi sel-sel gamet.

C. Chlorophyta berbentuk benang
            Spyrogyra. Ganggang ini didapatkan di sekitar kita yaitu di perairan. Bentuk tubuh seperti benang, dalam tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi.
Oedogonium. Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat di dasar perairan. Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah zoospora yang berflagela banyak. Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut Oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma tozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk individu
D.Chlorophyta berbentuk lembaran
            Ulva. Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuk seperti lembaran daun. Berkembangbiak secara vegetatif dengan menghasilkan spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian secara generatif menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Pertemuan gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan zigot (Z2n). Zigot berkembang menjadi Ulva yang diploid disebut sporofit. Selanjutnya sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami meiosis. Selanjutnya mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid
Chara. Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk talus seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang, yang beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan globula. Di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum. Di dalam globula terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid. Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang berdinding sel. Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi.

2.6 PERANAN CHLOROPHYTA
            Cholophyta mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
Produsen dari ekosistem air
Sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies chlorella (karena kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E).                                                         Peranannya bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik dan bahan makanan. Serbuk Chlorella dalam industri obat-obatan dimasukkan dalam kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan “Sun Chlorella”. Pengembangannya saat ini di kolam-kolam (contohnya di Pasuruan).
            Beberapa anggota atau bagian yang bergabung dalam devisi chlorophyta mempunyai persamaan pigmen, tempat penyimpanan dan susunan kloroplas. Menurut Levavaseur (1989), menyatakan bahwa pigmen-pigmen fotosintesis alga hijau berklarofil a dan b dan mengandung siphonaxanthin atau lutein. Dan tempat penyimpanan cadangan makanan biasanya berupa pati.
 
DISUSUN OLEH
Ø KHAIRIL ASWANDI
Ø NURINAYAH
Ø NIRWANA
Ø  BAHRUL IRIANTO
Ø YULI ERVIANA

MENEMUKAN PERBEDAAN PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF


MENEMUKAN PERBEDAAN PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF
Kamis, 29 Juli 2010
A.     MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PARAGRAF
Gagasan utama adalah pikiran pokok atau inti pembahasan dalam paragraf. Paragraf yang balk hanya mempunyai satu gagasan utama dan diuraikan dalam beberapa gagasan penjelas. Letak gagasan utama dalam paragraf ada dua, sebagai berikut.
1.      Paragraf mempunyai kesimpulan; apabila sebuah paragraf mempunyai kesimpulan (baik di awal maupun di akhir) maka gagasan utama dan kalimat utama selalu ada bersama dalam kalimat kesimpulan tersebut. Kalimat kesimpulan dalam paragraf ditandai dengan penggunaan salah satu kata penghubung: oleh karena itu, jadi, sehinqga, maka, akhirnya, dengan demikian, akibatnya, dan sebagainya.
Perhatikan contoh berikut!
Pertanian yang dilakukan secara konvensional dianggap ketinggalan zaman. Cara bertani konvensional tidak mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pangan. Apalagi jika dibandingkan dengan kebutuhan pangan saat ini. Oleh karena itu, diterapkan bioteknologi pertanian modern yang diharapkan mampu melipatgandakan produksi pangan sekaligus meningkatkan kualitasnya.
2.      Paragraf tidak mempunyai kesimpulan; apabila sebuah paragraf tidak mempunyai kesimpulan karena merupakan paragraf proses, maka gagasan utama disajikan secara tersirat dalam rangkaian keselurunan kalimat. Rumusan gagasan utama harus dibuat sendiri oleh pembaca. Paragraf jenis ini tidak mempunyai kalimat utama karena semua kalimat berkedudukan sama. Satu kalimat dengan kalimat lain merupakan rangkaian urutan kerja.
Perhatikan contoh berikut!
Sebaiknya brokoli dimasak atau direbus air mendidih dalam kondisi setengah matang. Tambahkan garam untuk membunuh kuman, lalu tiriskan sebentar. Siram dengan air dingin. Fungsi air dingin untuk mempertahankan atau memperlambat proses pemasakan brokoli. Dalam kondisi seperti ini, brokoli dapat disimpan 2-3 hari dan.aman dikonsumsi.
Gagasan utama paragraf di atas adalah: cara menyimpan brokoli agar bertahan 2-3 hari.
B.       MENGIDENTIFIKASI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF
Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan menjadi dua yaitu deduktif dan induktif. Paragraf deduktif mempunyai kalimat utama pada awal sedangkan paragraf induktif mempunyai kalimat utama pada akhir. Kalimat utama selalu ada bersama dengan kesimpulan. Secara eksplisit, kesimpulan dilengkapi dengan kata penghubung: jadi, dengan demikian, sehingga, oleh karena itu, akhirnya, dan sebagainya. Ada kalanya sebuah kesimpulan tidak menggunakan kata penghubung tersebut, namun tetap menunjukkan bahwa kalimat tersebut adalah kesimpulan. Kita juga pernah menemukan paragraf yang kalimat utamanya tertulis dua kali, yaitu pada awal dan akhir. Paragraf jenis ini disebut paragraf deduktif-induktif.Perhatikan contoh berikut!
1.    Paragraf Deduktif
Brokoli termasuk sayuran dengan kandungan antioksidan tinggi sehingga cara memasaknya harus benar. Usahakan agar teksturnya matang tapi jangan sampai mengurangi atau menghabiskan kandungan gizinya. Sayuran ini lebih tepat dimasak jenis rebus setengah matang sebelum dikonsumsi. Segera tiriskan dan siram dengan air dingin agar tetap berwarna cantik dan bentuknya tidak hancur. Cara memotong brokoli juga harus benar yaitu mengikuti tangkainya Selain mempengaruhi kesegaran, tangkai brokoli juga berfungsi sebagai hiasan untuk menambah selera makan.
2.     Paragraf induktif
Peremajaan (recoveri) pohon durian semula dilakukan dengan teknik satu pohon. Satu cabang di ujung batang disisakan untuk tempat tumbuh tunas baru. Ternyata hal ini mempunyai banyak kekurangan. Selain mudah tumbang juga lama berbuah. Setelah mencoba teknik tiga batang diperoleh basil bahwa pohon lebih kokoh, cepat berbuah, banyak tunas, dan buahnya banyak. Sehingga teknik peremajaan tiga pohon atau menara kaki tiga menjadi pilihan terbaik saat ini.
3.     Paragraf Deduktif – induktif
Bisnis tanaman hias tidak lepas dari faktor spekulatif. Dengan sedikit modal kita dapat menghasilkan banyak keuntungan dalam waktu singkat. Namun, ada kalanya modal besar akan hilang karena perubahan harga yang tidak terprediksi. Khusus untuk beberapa jenis tanaman tertentu mempunyai harga stabil, tetapi untuk jenis yang lain selalu naik turun mengikuti pasar. Kalau Anda menyukai bisnis jenis ini berarti Anda siap dengan segala jenis spekulasinya.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1.        Guru menyajikan contoh-contoh paragraf.
2.        Siswa mendiskusikan dalam kelompok untuk menentukan: gagasan, paragraf utama, kalimat ulimia, dan jenisnya (deduktif/induktif).
3.        Tiap kelompok membacakan basil untuk mendapat tanggapan dari kelompok lain sehingga diperoleh kesimpulan kelas.
TUGAS PORTOFOLIO
Carilah contoh paragraf deduktif, induktif, dan deduktif-induktif dalam surat kabar atau majalah yang membahas masalah pertanian!
C.       PENALARAN DALAM PENULISAN PARAGRAF
Pengambilan kesimpulan dalam penalaran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: deduktif dan induktif. Perbedaan keduanya sebagai berikut.
1.    Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif, pada dasarnya merupakan, penguraian atau pembuktian sebuah kesimpulan ke dalam data-data khusus. Pola penalaran ini diterapkan dalam penulisan paragraf deduktif, yaitu paragraf yang kesimpulannya ditulis pada awal.
Perhatikan contoh berikut!
Keberhasilan dunia pertanian membawa dampak pada peningkatan kesejahteraan. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan pemuliaan tanaman. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman pangan. Usaha tersebut diterapkan pada hampir semua jenis tanaman, misalnya: padi, palawija, buah, sayur, dan tanaman hias. Padi yang ditemukan sekarang mempunyai umur singkat, batang pendek, dan butir gabah banyak. Buah-buahan yang dijual di pasar selalu berkualitas tinggi. Begitu juga dengan sayur dan tanaman hias, semuanya menunjukkan kondisi baik.
2.    Penalaran Induktif
Penalaran induktif, adalah proses pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan data-data empiris yang ditemukan. Penalaran induktif yang digolongkan menjadi tiga yaitu: generalisasi, analogi, dan sebab akibat dapat diterapkan dalam penulisan paragraf induktif.
Perhatikan contoh berikut!
a.    Induktif generalisasi
Pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Semarang setiap hari Kamis harus memakai pakaian batik atau lurik. Demikian juga pegawai negeri di lingkungan pendidikan kota Semarang maupun Provinsi Jawa Tengah. Bahkan pegawai negeri di instansi mana saja di Jawa Tengah memakai batik atau lurik setiap hari Kamis. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pegawai negeri di Jawa Tengah memakai batik atau lurik setiap hari Kamis.
b.    Induktif analogi
Sebuah peribahasa mengatakan bahwa semakin tinggi pohon, semakin kencang pula anginrya. Penyataan ini sesuai dengan perjalanan karier manusia. Ketika seseorang telah menduduki jabatan, selalu ada orang lain tidak menyukai. Ketidaksukaan ini dapat dilampiaskan dalam berbagai bentuk, misalnya: fitnah, ancaman, kekerasan, atau pemerasan. Dapat dikatakan bahwa, jabatan seseorang dan ujian yang dihadapi sama dengan ketinggian pohon dan angin yang menerpanya.
c.    Induktif sebab-akibat
Bersamaan dengan naiknya tarif semua angkutan umum, harga sebagian besar bahan pangan naik. Harga kebutuhan pokokpun rnerayap mengikuti. Semua penjual di pasar melakukan tindakan pengamanan dengan menyesuaikan harga jual terbarunya. Bahkan, label pada hampir semua barang di toko mulai diubah. Demikianlah dampak hebat pengurangan subsidi BBM yang sangat dirasakan oleh masyarakat.
   4.1   Paragraf Deduksi
Kalimat topik dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai bagian-bagian  kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum mejadi jelas.
Paragraf yang cara pengembangannya seperti ini disebut “Paragraf Deduksi Paparan” yang bisaa kita kenal dengan nama Paragraf Deduksi.
Contoh :Harga sebagian barang pokok bergerak naik. Beras seminggu lalu berharga Rp. 4.000,00/kg kini berubah jadi Rp. 5.000,00/kg. Gula pasir melonjak dari  Rp. 5.000,00 / kg mejadi Rp. 6.000,00 / kg. Minyak kelapa  walaupun tidak seberapa naiknya tetapi secara nyata beringsut naik dari Rp. 2.000,00 /kg bulan yang lalu jadi Rp. 2.500,00/kg. Sekarang kini terigu mencapai Rp. 3.000,00 /zak sedang minggu lalu masih Rp. 2.500,00 /zak. Famatex dari Rp. 1.000,00/m berubah menjadi Rp. 2.000,00/m minggu ini.
      4.2   Paragraf Induksi
Paragraf dimulai dengan penjelasan bagian-bagian kongkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang. Berdasarkan penjelasan itu pengarang sampai kepada kesimpulan umum dinyatakan dengan kalimat topik pada bagian akhir paragraf. Paragraf yang tersusun dengan cara ini disebut Paragraf Induksi.
Contoh :Jam meja yang bisaanya berdering jam 8.00 untuk mebangunkan daku sekali ini membisu karena lupa diputar. Akibatnya saya terlambat bangun. Cepat-cepat saya pergi ke kamar mandi. Ternyata sabun mandi pun sudah habis lupa membelinya kemarin sore. Mau sarapan nasi hangus. Mau berpakaian semua baju kotor sehingga terpaksa memakai baju bekas kemarin. Tambahan lagi sewaktu menunggu kendaraan umum untuk pergi ke kantor kendaraan selalu penuh. Akhirnya dapat yang kosong, malangnya mogok pula di tengah jalan. Turun dari kendaraan baru melangkah dua-tiga langkah disambut hujan lebat bagai dicurahkan dari langit. Amboi, tidak hanya terlambat dan badan basah kuyup tetapi di kantor dapat omelan dari “boss” sungguh sial benar nasibku hari itu.
      4.3   Paragraf Campuran
Paragraf dapat dimulai dengan kalimat topik disusul kalimat pengembang dan diakhiri kalimat penegas. Sebaliknya, dapat pula kalimat pengembang terbagi dua sebagaian di awal, sebagian di akhir paragraf sedang kalimat topiknya ditengah. Paragraf yang terbentuk dengan cara pertama maupun kedua disebut Paragraf campuran / kombinasi.
Contoh :Gengsi irama dangdut semakin meningkat. Bila dahulu irama ini dianggap kampungan, peralatan asal ada dan tempat pertunjukannya pun didaerah pinggiran maka kini suasana berubah. Irama dangdut tidak lagi dianggap sebagai kampungan. Peralatannya lengkap, megah, dan modern tidak kalah dengan peralatan Band Pop. Biduan dan biduanitanya tidak kalah hebat dari biduan dan biduanitanya band-band terkenal baik dalam cara berpakaian, bergaya maupun dalam suara. Orkes Melayu sudah bisaa muncul di pesta-pesta besar, di gedung-gedung megah. Bahkan irama dangdut muncul dari tempat-tempat mewah seperti hotel , klub malam, dan mobil-mobil mewah. Jenis irama ini pun sudah menembus kaum “gedongan” dan kampus.
Beban hidup yang semakin berat membuat orang mencari hiburan yang mudah dicerna, murah tetapi meriah. Pamor biduan dan biduanita yang menonjol mempengaruhi selera masyarakat. Suara gendang yang menggelitik mengajak orang secara spontan mengikuti irama dangdut. Wajar bila irama dangdut semakin popular. Kenyataan itu ditunjang lagi oleh ramainya penyanyi terkenal seperti Achmad Albar, Hetty kus Endang, Taty Saleh, Mus Mulyadi dan lain-lain dan band terkenal seperti Kus Plus , Bimbo, Panbers dan lain-lain hijrah ke irama dangdut tersebut. Tambahan lagi “getol”nya para produser kaset mempromosikan irama ini melalui radio, televisi, Koran dan dll.