Kamis, 05 Januari 2012

MENEMUKAN PERBEDAAN PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF


MENEMUKAN PERBEDAAN PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF
Kamis, 29 Juli 2010
A.     MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PARAGRAF
Gagasan utama adalah pikiran pokok atau inti pembahasan dalam paragraf. Paragraf yang balk hanya mempunyai satu gagasan utama dan diuraikan dalam beberapa gagasan penjelas. Letak gagasan utama dalam paragraf ada dua, sebagai berikut.
1.      Paragraf mempunyai kesimpulan; apabila sebuah paragraf mempunyai kesimpulan (baik di awal maupun di akhir) maka gagasan utama dan kalimat utama selalu ada bersama dalam kalimat kesimpulan tersebut. Kalimat kesimpulan dalam paragraf ditandai dengan penggunaan salah satu kata penghubung: oleh karena itu, jadi, sehinqga, maka, akhirnya, dengan demikian, akibatnya, dan sebagainya.
Perhatikan contoh berikut!
Pertanian yang dilakukan secara konvensional dianggap ketinggalan zaman. Cara bertani konvensional tidak mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pangan. Apalagi jika dibandingkan dengan kebutuhan pangan saat ini. Oleh karena itu, diterapkan bioteknologi pertanian modern yang diharapkan mampu melipatgandakan produksi pangan sekaligus meningkatkan kualitasnya.
2.      Paragraf tidak mempunyai kesimpulan; apabila sebuah paragraf tidak mempunyai kesimpulan karena merupakan paragraf proses, maka gagasan utama disajikan secara tersirat dalam rangkaian keselurunan kalimat. Rumusan gagasan utama harus dibuat sendiri oleh pembaca. Paragraf jenis ini tidak mempunyai kalimat utama karena semua kalimat berkedudukan sama. Satu kalimat dengan kalimat lain merupakan rangkaian urutan kerja.
Perhatikan contoh berikut!
Sebaiknya brokoli dimasak atau direbus air mendidih dalam kondisi setengah matang. Tambahkan garam untuk membunuh kuman, lalu tiriskan sebentar. Siram dengan air dingin. Fungsi air dingin untuk mempertahankan atau memperlambat proses pemasakan brokoli. Dalam kondisi seperti ini, brokoli dapat disimpan 2-3 hari dan.aman dikonsumsi.
Gagasan utama paragraf di atas adalah: cara menyimpan brokoli agar bertahan 2-3 hari.
B.       MENGIDENTIFIKASI PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF
Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan menjadi dua yaitu deduktif dan induktif. Paragraf deduktif mempunyai kalimat utama pada awal sedangkan paragraf induktif mempunyai kalimat utama pada akhir. Kalimat utama selalu ada bersama dengan kesimpulan. Secara eksplisit, kesimpulan dilengkapi dengan kata penghubung: jadi, dengan demikian, sehingga, oleh karena itu, akhirnya, dan sebagainya. Ada kalanya sebuah kesimpulan tidak menggunakan kata penghubung tersebut, namun tetap menunjukkan bahwa kalimat tersebut adalah kesimpulan. Kita juga pernah menemukan paragraf yang kalimat utamanya tertulis dua kali, yaitu pada awal dan akhir. Paragraf jenis ini disebut paragraf deduktif-induktif.Perhatikan contoh berikut!
1.    Paragraf Deduktif
Brokoli termasuk sayuran dengan kandungan antioksidan tinggi sehingga cara memasaknya harus benar. Usahakan agar teksturnya matang tapi jangan sampai mengurangi atau menghabiskan kandungan gizinya. Sayuran ini lebih tepat dimasak jenis rebus setengah matang sebelum dikonsumsi. Segera tiriskan dan siram dengan air dingin agar tetap berwarna cantik dan bentuknya tidak hancur. Cara memotong brokoli juga harus benar yaitu mengikuti tangkainya Selain mempengaruhi kesegaran, tangkai brokoli juga berfungsi sebagai hiasan untuk menambah selera makan.
2.     Paragraf induktif
Peremajaan (recoveri) pohon durian semula dilakukan dengan teknik satu pohon. Satu cabang di ujung batang disisakan untuk tempat tumbuh tunas baru. Ternyata hal ini mempunyai banyak kekurangan. Selain mudah tumbang juga lama berbuah. Setelah mencoba teknik tiga batang diperoleh basil bahwa pohon lebih kokoh, cepat berbuah, banyak tunas, dan buahnya banyak. Sehingga teknik peremajaan tiga pohon atau menara kaki tiga menjadi pilihan terbaik saat ini.
3.     Paragraf Deduktif – induktif
Bisnis tanaman hias tidak lepas dari faktor spekulatif. Dengan sedikit modal kita dapat menghasilkan banyak keuntungan dalam waktu singkat. Namun, ada kalanya modal besar akan hilang karena perubahan harga yang tidak terprediksi. Khusus untuk beberapa jenis tanaman tertentu mempunyai harga stabil, tetapi untuk jenis yang lain selalu naik turun mengikuti pasar. Kalau Anda menyukai bisnis jenis ini berarti Anda siap dengan segala jenis spekulasinya.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1.        Guru menyajikan contoh-contoh paragraf.
2.        Siswa mendiskusikan dalam kelompok untuk menentukan: gagasan, paragraf utama, kalimat ulimia, dan jenisnya (deduktif/induktif).
3.        Tiap kelompok membacakan basil untuk mendapat tanggapan dari kelompok lain sehingga diperoleh kesimpulan kelas.
TUGAS PORTOFOLIO
Carilah contoh paragraf deduktif, induktif, dan deduktif-induktif dalam surat kabar atau majalah yang membahas masalah pertanian!
C.       PENALARAN DALAM PENULISAN PARAGRAF
Pengambilan kesimpulan dalam penalaran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: deduktif dan induktif. Perbedaan keduanya sebagai berikut.
1.    Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif, pada dasarnya merupakan, penguraian atau pembuktian sebuah kesimpulan ke dalam data-data khusus. Pola penalaran ini diterapkan dalam penulisan paragraf deduktif, yaitu paragraf yang kesimpulannya ditulis pada awal.
Perhatikan contoh berikut!
Keberhasilan dunia pertanian membawa dampak pada peningkatan kesejahteraan. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan pemuliaan tanaman. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman pangan. Usaha tersebut diterapkan pada hampir semua jenis tanaman, misalnya: padi, palawija, buah, sayur, dan tanaman hias. Padi yang ditemukan sekarang mempunyai umur singkat, batang pendek, dan butir gabah banyak. Buah-buahan yang dijual di pasar selalu berkualitas tinggi. Begitu juga dengan sayur dan tanaman hias, semuanya menunjukkan kondisi baik.
2.    Penalaran Induktif
Penalaran induktif, adalah proses pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan data-data empiris yang ditemukan. Penalaran induktif yang digolongkan menjadi tiga yaitu: generalisasi, analogi, dan sebab akibat dapat diterapkan dalam penulisan paragraf induktif.
Perhatikan contoh berikut!
a.    Induktif generalisasi
Pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Semarang setiap hari Kamis harus memakai pakaian batik atau lurik. Demikian juga pegawai negeri di lingkungan pendidikan kota Semarang maupun Provinsi Jawa Tengah. Bahkan pegawai negeri di instansi mana saja di Jawa Tengah memakai batik atau lurik setiap hari Kamis. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pegawai negeri di Jawa Tengah memakai batik atau lurik setiap hari Kamis.
b.    Induktif analogi
Sebuah peribahasa mengatakan bahwa semakin tinggi pohon, semakin kencang pula anginrya. Penyataan ini sesuai dengan perjalanan karier manusia. Ketika seseorang telah menduduki jabatan, selalu ada orang lain tidak menyukai. Ketidaksukaan ini dapat dilampiaskan dalam berbagai bentuk, misalnya: fitnah, ancaman, kekerasan, atau pemerasan. Dapat dikatakan bahwa, jabatan seseorang dan ujian yang dihadapi sama dengan ketinggian pohon dan angin yang menerpanya.
c.    Induktif sebab-akibat
Bersamaan dengan naiknya tarif semua angkutan umum, harga sebagian besar bahan pangan naik. Harga kebutuhan pokokpun rnerayap mengikuti. Semua penjual di pasar melakukan tindakan pengamanan dengan menyesuaikan harga jual terbarunya. Bahkan, label pada hampir semua barang di toko mulai diubah. Demikianlah dampak hebat pengurangan subsidi BBM yang sangat dirasakan oleh masyarakat.
   4.1   Paragraf Deduksi
Kalimat topik dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai bagian-bagian  kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum mejadi jelas.
Paragraf yang cara pengembangannya seperti ini disebut “Paragraf Deduksi Paparan” yang bisaa kita kenal dengan nama Paragraf Deduksi.
Contoh :Harga sebagian barang pokok bergerak naik. Beras seminggu lalu berharga Rp. 4.000,00/kg kini berubah jadi Rp. 5.000,00/kg. Gula pasir melonjak dari  Rp. 5.000,00 / kg mejadi Rp. 6.000,00 / kg. Minyak kelapa  walaupun tidak seberapa naiknya tetapi secara nyata beringsut naik dari Rp. 2.000,00 /kg bulan yang lalu jadi Rp. 2.500,00/kg. Sekarang kini terigu mencapai Rp. 3.000,00 /zak sedang minggu lalu masih Rp. 2.500,00 /zak. Famatex dari Rp. 1.000,00/m berubah menjadi Rp. 2.000,00/m minggu ini.
      4.2   Paragraf Induksi
Paragraf dimulai dengan penjelasan bagian-bagian kongkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang. Berdasarkan penjelasan itu pengarang sampai kepada kesimpulan umum dinyatakan dengan kalimat topik pada bagian akhir paragraf. Paragraf yang tersusun dengan cara ini disebut Paragraf Induksi.
Contoh :Jam meja yang bisaanya berdering jam 8.00 untuk mebangunkan daku sekali ini membisu karena lupa diputar. Akibatnya saya terlambat bangun. Cepat-cepat saya pergi ke kamar mandi. Ternyata sabun mandi pun sudah habis lupa membelinya kemarin sore. Mau sarapan nasi hangus. Mau berpakaian semua baju kotor sehingga terpaksa memakai baju bekas kemarin. Tambahan lagi sewaktu menunggu kendaraan umum untuk pergi ke kantor kendaraan selalu penuh. Akhirnya dapat yang kosong, malangnya mogok pula di tengah jalan. Turun dari kendaraan baru melangkah dua-tiga langkah disambut hujan lebat bagai dicurahkan dari langit. Amboi, tidak hanya terlambat dan badan basah kuyup tetapi di kantor dapat omelan dari “boss” sungguh sial benar nasibku hari itu.
      4.3   Paragraf Campuran
Paragraf dapat dimulai dengan kalimat topik disusul kalimat pengembang dan diakhiri kalimat penegas. Sebaliknya, dapat pula kalimat pengembang terbagi dua sebagaian di awal, sebagian di akhir paragraf sedang kalimat topiknya ditengah. Paragraf yang terbentuk dengan cara pertama maupun kedua disebut Paragraf campuran / kombinasi.
Contoh :Gengsi irama dangdut semakin meningkat. Bila dahulu irama ini dianggap kampungan, peralatan asal ada dan tempat pertunjukannya pun didaerah pinggiran maka kini suasana berubah. Irama dangdut tidak lagi dianggap sebagai kampungan. Peralatannya lengkap, megah, dan modern tidak kalah dengan peralatan Band Pop. Biduan dan biduanitanya tidak kalah hebat dari biduan dan biduanitanya band-band terkenal baik dalam cara berpakaian, bergaya maupun dalam suara. Orkes Melayu sudah bisaa muncul di pesta-pesta besar, di gedung-gedung megah. Bahkan irama dangdut muncul dari tempat-tempat mewah seperti hotel , klub malam, dan mobil-mobil mewah. Jenis irama ini pun sudah menembus kaum “gedongan” dan kampus.
Beban hidup yang semakin berat membuat orang mencari hiburan yang mudah dicerna, murah tetapi meriah. Pamor biduan dan biduanita yang menonjol mempengaruhi selera masyarakat. Suara gendang yang menggelitik mengajak orang secara spontan mengikuti irama dangdut. Wajar bila irama dangdut semakin popular. Kenyataan itu ditunjang lagi oleh ramainya penyanyi terkenal seperti Achmad Albar, Hetty kus Endang, Taty Saleh, Mus Mulyadi dan lain-lain dan band terkenal seperti Kus Plus , Bimbo, Panbers dan lain-lain hijrah ke irama dangdut tersebut. Tambahan lagi “getol”nya para produser kaset mempromosikan irama ini melalui radio, televisi, Koran dan dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar